Posted by : Duniaku Duniamu Dunia Kita Semua
Thursday, June 21, 2012
Wagashi atau kue Jepang adalah istilah bahasa Jepang untuk kue dan juga permen tradisional khas Jepang. Istilah wagashi biasa digunakan untuk membedakan antara kue tradisional Jepang dengan kue dan permen dari Barat/Yogashi (beda tipis) yang diperkenalkan oleh orang Eropa yang datang ke Jepang pada zaman Meiji. Kue dari Tiongkok yang diperkenalkan oleh duta kaisar ke Dinasti Tang, dan juga kue yang disebut Namban-gashi yang diperkenalkan misionaris dari Eropa juga digolongkan ke dalam Wagashi.
Sejarahnya, sebagian besar wagashi dibuat dari bahan baku beras, gandum, kedelai, atau tepung yang dihasilkan dari bahan-bahan tersebut (beras, gandung, kedelai). Sebelum orang Jepang mengenal gula pasir, pembuatan wagashi sampa abad ke-19 masih menggunakan gula yang tidak dimurnikan dan berwarna cokelat atau yang biasa disebut dengan brown sugar. Sebelum adanya gula, wagashi hanya berupa buah kering yang rasanya sangat manis, misalnya seperti buah kesemek
kering. Setelah teknik pengolahan serelia berkembang, orang Jepang
mulai mengenal penganan dari beras yang ditumbuk seperti mochi dan
dango.
Duta kaisar Jepang yang dikirim ke Dinasti Tang
membawa pulang kue dari Tiongkok. Kue-kue tersebut dikenal di Jepang
sebagai Karagashi atau kue Dinasti Tang. Kue-kue tersebut terbuat dari
adonan tepung yang diaduk dengan air, dan digoreng di dalam minyak panas. Setelah upacara minum teh dikenal di Jepang, jenis dari kue wagashi
semakin banyak dan juga teknik pembuatannya juga semakin berkembang.
Misionaris dari Portugal ikut memperkenalkan kue dari Barat seperti castella, bolu, dan permen.
Pada zaman Edo, wagashi khas Kyoto yang disebut juga dengan nama Kyogashi bersaing dengan wagashi buatan Edo
yang disebut dengan Kamigashi. Persaingan keduanya akhirnya memajukan seni
pembuatan wagashi. Dalam hal bentuk dan rasa, wagashi dari zaman Edo
tidak jauh berbeda dari wagashi zaman sekarang.
Selain untuk dimakan, wagashi juga sering dibuat sebagai sebuah karya seni yang indah. Keindahan bentuk dan warna dari wagashi jauh lebih penting
daripada rasanya. Selain itu, wagashi harus menggambarkan keindahan alam
empat musim di Jepang. Contaohnya pada saat musim panas, bentuk dan warna
wagashi harus mencerminkan kesejukan bagi orang yang melihat. Di Jepang juga banyak perlombaan perlombaah yang menampilkan keindahan keindaahan dalam membentuk wagashi.
Wagashi
musim panas harus bisa terlihat sejuk atau transparan, sehingga
sering menggunakan bahan dari tepung Kuzu yang dibuat dari umbi Pueraria lobata. Wagashi musiman hanya dapat dinikmati pada musim musim tertentu. Agar-agar mizu yokan misalnya, hanya tersedia pada saat musim panas, atau sakuramochi yang dimakan pada musim semi.
Kue tradisional Jepang yang digolongkan ke dalam wagashi pada umumnya adalah berjenis-jenis mochi, manju, dango, dan buah kering. Wagashi pada umumnya dibuat sebagai kue yang dihidangkan dalam upacara minum teh,
sehingga sebagian besar wagashi hanya memiliki satu rasa, yakni rasa
manis. Dalam upacara minum teh, wagashi yang dihidangkan tuan rumah
harus dihabiskan sebelum meminum teh yang mungkin terasa pahit.
Berikut adalah beberapa foto wagashi:
Semoga info ini bermanfaat ^^